Sebagian besar orang tua mendidik anak masih dengan cara yang mereka anggap "mendisiplinkan" anak mereka. Padahal dalam kenyataannya, hal ini malah mengarah pada kekerasan anak. Layaknya kelakuan anak normal lainnya, anak-anak biasa melakukan hal-hal yang mereka senangi tampa memikirkan akibat dari apa yang ia lakukan. Biasanya sebagian anak-anak mencoret dinding di rumah, memecahkan peralatan rumah tampa disengaja ketika bermain dan sebagainya. bahkan ketika beranjak dewasapun sebagai manusia kita tak pernah luput dari kesalahan. disinilah peran orang tua dan lingkungan dalam membimbing anak-anak generasi kedepan.
Mendidik anak menggunakan kekerasan atau bahkan sekedar memarahinya dengan cara berlebihan memiliki sifat negatif sendiri dalam tumbuh kembang si anak sendiri.
Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan kekerasan terhadap anak (child abuse), antara lain:
1. Dampak kekerasan fisik
Anak yang mendapat perlakuan kejam dari
orang tuanya akan menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua
akan berlaku kejam kepada anak-anaknya. Orang tua agresif melahirkan
anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa
yang menjadi agresif. Lawson (dalam Sitohang, 2004) menggambarkan bahwa
semua jenis gangguan mental ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang
diterima manusia ketika dia masih kecil. Kekerasan fisik yang
berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan menimbulkan
cedera serius terhadap anak, meninggalkan bekas luka secara fisik hingga
menyebabkan korban meninggal dunia.
2. Dampak kekerasan psikis
Unicef (1986) mengemukakan, anak yang
sering dimarahi orang tuanya, apalagi diikuti dengan penyiksaan,
cenderung meniru perilaku buruk (coping mechanism) seperti bulimia nervosa (memuntahkan makanan kembali), penyimpangan pola makan, anorexia
(takut gemuk), kecanduan alkohol dan obat-obatan, dan memiliki dorongan
bunuh diri. Menurut Nadia (1991), kekerasan psikologis sukar
diidentifikasi atau didiagnosa karena tidak meninggalkan bekas yang
nyata seperti penyiksaan fisik. Jenis kekerasan ini meninggalkan bekas
yang tersembunyi yang termanifestasikan dalam beberapa bentuk, seperti
kurangnya rasa percaya diri, kesulitan membina persahabatan, perilaku
merusak, menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol,
ataupun kecenderungan bunuh diri.
3. Dampak kekerasan seksual
Menurut Mulyadi (Sinar Harapan, 2003)
diantara korban yang masih merasa dendam terhadap pelaku, takut menikah,
merasa rendah diri, dan trauma akibat eksploitasi seksual, meski kini
mereka sudah dewasa atau bahkan sudah menikah. Bahkan eksploitasi
seksual yang dialami semasa masih anak-anak banyak ditengarai sebagai
penyebab keterlibatan dalam prostitusi. Jika kekerasan seksual terjadi
pada anak yang masih kecil pengaruh buruk yang ditimbulkan antara lain
dari yang biasanya tidak mengompol jadi mengompol, mudah merasa takut,
perubahan pola tidur, kecemasan tidak beralasan, atau bahkan simtom
fisik seperti sakit perut atau adanya masalah kulit, dll (dalam Nadia,
1991);
4. Dampak penelantaran anak
Pengaruh yang paling terlihat jika anak
mengalami hal ini adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua
terhadap anak, Hurlock (1990) mengatakan jika anak kurang kasih sayang
dari orang tua menyebabkan berkembangnya perasaan tidak aman, gagal
mengembangkan perilaku akrab, dan selanjutnya akan mengalami masalah
penyesuaian diri pada masa yang akan datang.
5. Dampak kekerasan lainnya
Dampak kekerasan terhadap anak lainnya
(dalam Sitohang, 2004) adalah kelalaian dalam mendapatkan pengobatan
menyebabkan kegagalan dalam merawat anak dengan baik. Kelalaian dalam
pendidikan, meliputi kegagalan dalam mendidik anak mampu berinteraksi
dengan lingkungannya gagal menyekolahkan atau menyuruh anak mencari
nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah.
1. Kerusakan fisik atau luka fisik
2. Anak akan menjadi individu yang kurang percaya diri, pendendam dan agresif
3. Memiliki perilaku menyimpang, seperti: menarik diri dari lingkungan, penyalahgunaan obat dan alkohol sampai dengan kecenderungan bunuh diri.
4. Jika anak mengalami kekerasan seksual maka akan menimbulkan trauma mendalam pada anak, takut menikah, merasa rendah diri, dan lain-lain.
5. Pendidikan anak yang terabaikan.
Sumber:
http://www.duniapsikologi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar